Idham Seli Asal Tanjung Tabalong Touring 490 KM menuju Jamselinas
ENAM Seliners (Sepeda Lipat) Banua, yakni Rachman Fachriansyah, Nizar, Fauzi, H Ahmad Irfani, Indra Pramawijaya (Seli Banjarmasin) serta satu seliners dari Tabalong, Idham Kurniawan (Seli Marcelina Folding Bike Tanjung) kembali mengikuti ajang berkumpulnya Sepeda Lipat Mania atau Folding Bike terbesar di Indonesia. Yakni Jambore Seli Nasional IX (J9PLM) di Palembang, Sumatera Selatan, 13 – 15 September 2019.
Keikutsertaan Seli Banua di perhelatan tahunan para pecinta Sepeda Lipat yang kali ini bertajuk Kulu Kilir (mondar mandir) di Palembang tersebut, adalah keikutsertaan yang ketiga secara resmi di ajang Jamselinas, setelah sebelumnya hadir di Semarang Jawa Tengah (2017) dan di kota Makassar, Sumatera Selatan (2018).
H.Ifan dan kawan-kawan bergabung dengan lebih dari 1.600 pencinta sepeda lipat yang datang dari hampir seluruh kota di tanah air.
Di J9PLM kali ini seluruh kegiatan dipusatkan di Jakabaring Sport Center (JSC) yang di dalamnya terdapat Wisma Atlit JSC. Dan menginap di Wisma Atlit JSC yang memiliki fasilitas bertaraf hotel bintang tiga dan menampung kurang lebih 5.000 orang. Posisi Jakabaring Sport Center juga mempunyai kemudahan dan aksesbilitas acara Jamselinas 9 maupun akses ke tujuan-tujuan kuliner, wisata dan juga pusat perbelanjaan.
Jamselinas IX kali ini mengangkat tema Kulu Kilir Palembang, yang bermakna mengajak para pecinta sepeda lipat seluruh Indonesia untuk menikmati kearifan budaya Sumsel secara umum dengan bersepeda mengenali sejarah, budaya dan kuliner.
“Jamselinas merupakan ajang silaturahmi para penghobi sepeda di seluruh Indonesia serta menggali potensi wisata yang ada di Palembang dalam Jamselinas,”
ujar Ketua Panitia Jamselinas IX, dr Milono Sudaryo.
Ada beberapa kegiatan yang dilakukan peserta J9PLM, seperti night ride dengan mengunjungi sejumlah destinasi daerah di Kota Palembang, gowes serta mengunjungi Bukit Seguntang dengan tarian kekayaan budaya.
Ya, sesampainya di Pelembang, 13 September kemaren, Indra dan kawan-kawan langsung mengikuti beberapa rangkaian acara, seperti ramah tamah dengan pejabat di Palembang dan semua peserta. Termasuk ikut ajang Night Ride menyelusuri kawasan Palembang.
Sebagai tuan rumah (J9PLM), panitia sendiri berusaha memberikan yang terbaik menyambut para seli mania se-Indonesia, menyiapkan rute/jalur pilihan yang dilalui para goweser, serta kenyamanan peserta dalam bersepeda.
Pada puncak kegiatan Jamselinas, tanggal 14 September 2019, peserta mengendarai sepeda lipatnya dengan jarak sekitar 40 km. Adapun rute yang ditempuh yaitu dimulai dari Jakabaring Sport City (JSC)—Plaju—Jembatan Musi IV—Museum Bala Putra Dewa—BKB—Jakabaring Sport Center.
Kota Palembang adalah ibu kota provinsi Sumatra Selatan. Palembang adalah kota terbesar kedua di Sumatra setelah Medan. Kota Palembang memiliki luas wilayah 358,55 km² yang dihuni 1.573.898 jiwa (menurut data 2018) dengan kepadatan penduduk 4.800 per km². Diprediksikan pada tahun 2030 mendatang kota ini akan dihuni lebih 2,5 juta orang.
Pembangunan LRT (kereta api layang), dan rencana pembangunan sirkuit motor GP di kawasan Jakabaring dan sirkuit F1 di kawasan Tanjung Api-Api, merupakan proyek pengembangan Kota Palembang terkini.
Fauzi asal Banjarmasin yang baru pertama kali main sepeda lipat terkesan dengan even ini. Apalagi ini pertama kali ikut event Jamselinas, acara nasional hingga terasa lebih seru. Cocok untuk olahraga refreshing sekalian kuliner. “Secara pribadi balik ke Banjarmasin kemungkinan kalo ada rejeki, mau rakit sepeda lipat juga,” aku Fauzi.
Yang mengesankan menurut Rachman Fachriansyah (Seli Banjarmasin), Gubernur Sumatera Selatan menjamin kuliner Palembang itu harganya miring. Nasi seharga 10 ribu dikira “nasi kucing” ternyata bisa minta nasi tambah.
Peserta menginap bisa dibilang 80% di wisma atlet menggunakan tower A,B dan C sehingga menyulap wisma jadi kampung seli, tiap-tiap sudut pasti terlihat seli. Dan keamanan sepeda di wisma berlapis, petugas selalu memeriksa nomor gelang tangan dengan nomor tag sepeda.
“Yang pasti saat Jamselinas LRT nya keren, isinya pesepeda semua. Bandara – Jakabaring hanya 10 ribu perjalanan sekitar 1 jam,” ungkap Fachrie.
Sepakat apa yang disampaikan Fachrie, menurut Indra Pramawijaya (Seli Banjarmasin), gowes Jamselinas IX di Palembang kali ini sangat mengesankan. “Sampai di bandara langsung naik MRT sampai ke wisma atlet Jakabaring, pelayanan ramah dari panitia fasilitas Asean Games yang cukup lengkap,” jelasnya.
Menurut Idham dari Seli Marcelina Folding Bike Tanjung Tabalong, Jamselinas kali ini sangat meriah dan didukung banyak sponsor. Dukungan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan sangat luar biasa.
“Tadi malam kami dijamu langsung oleh Gubernur Sumsel, H. Herman Deru. Beliau bilang jika kedatangan para peserta Jamselinas ini memang ditunggu-tunggu, karena akan mendatangkan keuntungan buat ekonomi daerah,” terang Idham.
Benar kata Idham, kalau satu orang peserta membeli satu kg empek-empek dan kerupuk amplang, maka dari kegiatan ini saja akan terjual 1,7 ton empek- empek dan kerupuk amplang mengingat jumlah peserta Jamselinas IX Palembang kali ini sekitar 1.700 peserta.
Seli Tabalong Touring 490 KM Menuju Jamselinas
SEMENTARA Itu Idham Kurniawan, Seliners asal Seli Marcelina Folding Bike Tanjung Tabalong melakukan perjalanan epik menuju Jamselinas IX Palembang.
Bersama lima orang Seliners asal Selitangs Tangerang, Idham sukses melakukan perjalanan sejauh kurang lebih 490 KM.
Awalnya saat start dari pelabuhan Merak Banten, 8 September, Idham rencana solo touring, namun saat di Merak tidak sengaja bertemu dengan rombongan Selitangs, dan bergabung untuk memulai perjalanan. Total rombongan enam orang. Satu orang dari Seli Marcelina Tabalong, satu orang dari Club Dower Tanggerang dan empat orang club Selitangs Tanggerang.
“Kami menyeberang dengan Kapal ferry pukul 16.00 WIB, Karena kondisi yang tidak memungkinkan, kami memutuskan untuk memulai perjalanan keesokan harinya dan menginap di pelabuhan,” terang Idham.
Hari pertama perjalanan dari Bakauheni ke Way Kambas, Lampung sekitar 107 KM. Hari kedua dari Way Kambas menuju Kabupaten Unit 2 Tulang Bawang Lampung sekitar 135 KM. Unit 2 Tulang Bawang merupakan pusat bisnis terbesar di Kabupaten ini dan berada tepat di tengah-tengah antara Kabupaten Tulang Bawang Barat dan Kabupaten Mesuji, Lampung.
Setelah bermalam di Unit 2 Tulang Bawang, rombongan melanjutkan perjalanan di hari ketiga dari Tulang Bawang menuju Teluk Gelam Kabupaten Ogan Komering Ilir sekitar 137 KM.
Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) yang menjadi andalan masyarakat Bumi Bende Seguguk adalah Danau Teluk Gelam. Keberadaan objek ini memang sangat strategis bila dibandingkan dengan objek wisata lainnya. Terletak di Kecamatan Teluk Gelam dengan luas wilayah kawasan Objek Wisata Danau Teluk Gelam kurang lebih 250 hektare terdiri dari luas daratan dan luas perairan. Sedangkan, jarak objek wisata Teluk Gelam dari Ibukota Provinsi Sumsel, Palembang kurang lebih 90 kilometer (KM).
Dan hari keempat dari Teluk Gelam menuju kota Palembang sejauh 90 KM berhasil dituntaskan Idham dan kawan-kawan dari Selitangs Tangerang.
“Touring pake sepeda lipat ternyata asyik sekali. Seli juga tangguh untuk bawa barang bawaan untuk keperluan selama perjalanan,” tuturnya.
Menurutnya lagi, rasanya puas karena bisa menjelajahi sebagian jalur lintas timur Sumatera. Tantangannya udara yang panas.
“Yang unik, tanpa sepengetahuan kami, selama perjalanan kami di monitor oleh komunitas-komunitas sepeda yang berada di sepanjang jalur lintasan dan dijamu ketika melewati wilayah mereka. Semboyan satu sepeda sejuta teman itu terlihat selama perjalanan,” pungkasnya.(Odienk/Radar Cycling/Radar Banjarmasin).
Foto- Foto : Seli Banjarmasin dan Seli Marcelina Tanjung Tabalong, Kalsel for Radar Cycling.
SEJARAH PALEMBANG
Logo Palembang Jaman Dulu
SEJARAH Palembang yang pernah menjadi ibu kota kerajaan bahari Buddha terbesar di Asia Tenggara pada saat itu, Kerajaan Sriwijaya, yang mendominasi Nusantara dan Semenanjung Malaya pada abad ke-9 juga membuat kota ini dikenal dengan julukan “Bumi Sriwijaya”.
Berdasarkan prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan di Bukit Siguntang sebelah barat Kota Palembang yang menyatakan pembentukan sebuah wanua yang ditafsirkan sebagai kota pada tanggal 16 Juni 688 Masehi menjadikan kota Palembang sebagai kota tertua di Indonesia. Di dunia Barat, kota Palembang juga dijuluki Venice of the East (“Venesia dari Timur”).
KOTA Ini dianggap sebagai salah satu pusat dari kerajaan Sriwijaya,
Serangan RajendraChola dari KerajaanChola pada tahun 1025, menyebabkan kota ini hanya menjadi pelabuhan sederhana yang tidak berarti lagi bagi para pedagang asing.
Selanjutnya berdasarkan kronik Tiongkok nama Pa-lin-fong yang terdapat pada buku Chu-fan-chi yang ditulis pada tahun 1178 oleh Chou-Ju-Kua dirujuk kepada Palembang.
Berdasarkan kisah Kidung Pamacangah dan Babad Arya Tabanan disebutkan seorang tokoh dari Kediri yang bernama Arya Damarsebagai bupati Palembang turut serta menaklukan Bali bersama dengan GajahMada Mahapatih
Majapahit pada tahun 1343.
Pada awal abad ke-15, kota Palembang diduduki perompak Chen Zuyi yang berasal dari Tiongkok. Armada bajak laut Chen Zuyi kemudian ditumpas oleh Laksamana Cheng Ho pada tahun 1407.
Kemudian sekitar tahun 1513, Tomé Piresseorang apoteker Portugis menyebutkan Palembang, telah dipimpin oleh seorang patih yang ditunjuk dari Jawa yang kemudian dirujuk kepada kesultanan Demak serta turut serta menyerang Malaka yang waktu itu telah dikuasai oleh Portugis.
Palembang muncul sebagai kesultanan pada tahun 1659 dengan Sri Susuhunan Abdurrahman sebagai raja pertamanya. Namun pada tahun 1823 kesultanan Palembang dihapus oleh pemerintah Hindia Belanda. Setelah itu Palembang dibagi menjadi dua keresidenan besar dan permukiman di Palembang dibagi menjadi daerah Ilir dan Ulu.
Pada tanggal 27 September 2005, Kota Palembang telah dicanangkan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono sebagai “Kota Wisata Air” seperti Bangkok di Thailand dan Phnom Penh di Kamboja. Tahun 2008 Kota Palembang menyambut kunjungan wisata dengan nama “Visit Musi 2008”.
Palembang menjadi salah satu kota pelaksana pesta olahraga olahraga dua tahunan se-Asia Tenggara yaitu SEA GamesXXVII Tahun 2011.(sumber wikipedia)