Sepeda Element City Bike dari B2W Indonesia

All Bike Feature MTB News

Kini Kai Masni Punya Sepeda Baru

WAJAH Kai Masni (70 tahun) berubah sumringah manakala sepeda Element City Bike berwarna biru itu diserahkan Eko Subiyantoro, aktivis Bike2Work Indonesia sekaligus Founder LSM Tangan-Tangan Relawan dan Yoga Adi dari Korwil Bike2Work Banjarbaru, Kalimantan Selatan, (15/05).

Saat Eko, Yoga dan Ida Wardasih datang ke tempat tinggalnya, dia langsung menghampiri. Seolah tidak asing dengan si Pingky dan seragam yang dikenakan mereka. Berseragam “PNS” pemberian seseorang, begitu senang dan bahagianya Kai Masni menyambut Eko dan rombongan. Apalagi saat tahu mereka membawakan sepeda baru untuknya.

Dia keluarkan sepeda lamanya yang rusak. Mereka melihatnya, Masya Allah dia masih berusaha memperbaikinya sendiri namun harus pasrah dan menyerah karena banyak sparepart yang harus diganti.

Setelah sepeda baru dari Bike to Work Indonesia tersebut diserahkan, Kai Masni segera mencoba menaiki sepeda tersebut dan berputar di sekitar area rumah kayu berukuran hanya 4 x 4 meter. Ya, rumah, lebih tepatnya kamar, yang dipinjamkan seorang dermawan untuk Kai Masni yang hidup sebatang kara, tak punya isteri apalagi anak.

Puas berputar, Kai atau kakek tersebut turun lalu menyerahkan uang sebesar Rp 400 ribu pada Eko dan Yoga. Sisa uang yang ia dapatkan dari bantuan sosial pemerintah untuk penanganan Covid-19. Tak ada kata-kata, hanya wajah sumringah Kai, karena ia memang bisu meski tidak tuli. Dalam bahasa isyarat ia mengutarakan bahwa ia telah mencoba membeli sepeda di toko sepeda, namun harganya Rp 800 ribu. Uang Kai yang Rp 400 ribu tentu saja kurang.

Padahal sepeda adalah satu-satunya alat transportasi Kai ke manapun ia pergi, mencari rumput untuk ternak, memecah kayu, membersihkan pekarangan tetangga, membantu di masjid, dan jenis pekerjaan serabutan lainnya. Apapun akan dia kerjakan dengan upah yang seiklasnya dari orang-orang yang mempekerjakannya.

Tanpa sepeda, ia harus berjalan kaki bahkan hingga belasan kilometer sekali jalan. Sepeda juga menjadi alat pengangkut barang baginya. Hidup sang kakek menjadi susah karena sepeda merah tua andalannya rusak parah dan tak bisa lagi dipakai.

“Saya mau beli sepeda. Harganya 800 ribu, tapi saya masih punya uang 400 ribu. Bahkan uang yang dia punya mau diserahkan ke kami untuk membayar sepeda yang kami bawakan. Ah, kai, sederhanamu menampar kami pagi tadi,” ucap Eko sambil menyampaikan apa yang diucapkan Kai Masni.

Ya Eko dan tim sempat terdiam dan berjuang menahan haru. Dan tangis Ida Widarsih, pesepeda yang juga Eksekutif Manajer Tangan-Tangan Relawan, pun pecah. “Sepeda ini untuk Kai, gratis. Terimalah Kai. Ini dari Bike2Work Indonesia,” ujar Eko.

“Saya dan Ida menemukan Kai Masni pada tanggal 2 Mei lalu ketika kami menyalurkan bantuan sembako di pelosok kampung,” cerita Eko.

Siapa Kai Masni? Di Tambang Ulang, Pelaihari dia lebih dikenal dengan “Kai Bisu”. Maaf dia tunawicara namun masih bisa memahami lawan bicaranya dengan memperhatikan gerak bibir.

Yang menarik perhatian, pertemuan ini terjadi secara tidak sengaja saat Kai Masni mendorong sepedanya di jalanan sepi. Naluri ingin tahu Eko yang pesepeda segera bangkit. Segera setelah menyerahkan paket sembako, ia tersadar bahwa sepeda merah tua milik Kai rusak di sana-sini, dan ban belakangnya rusak parah.

“Dinaiki 4 meter, berhenti untuk diperbaiki, baru bisa jalan lagi, berhenti lagi 4 meter, diperbaiki lagi. Begitu terus. Saya coba perbaiki saat itu tapi sulit, karena alat terbatas dan kerusakannya sudah parah,” kata Eko.

Kisah Kai ini segera menyebar ke Bike2Work Korwil Banjarbaru, lalu sampai ke telinga pengurus Bike2Work Pusat. Ketua Bike2Work Poetoet Soedarjanto bergerak cepat, ia segera menghubungi Yoga dan Eko, dan menjanjikan sebuah sepeda impian bagi Kai Masni. Sepeda yang akan menjadi modalnya untuk mencari nafkah.

“Alhamdulillah, akhirnya Kai Masni hari ini dapat hadiah sepeda baru dari @b2w_indonesia, terimakasih om Ndlahom Poetoet Soe telah menyambungkan kebaikan ini,” ungkap Eko.

“Terimakasih b2w_banjarmasin dan mas Yoga Adi Nugraha yang telah mau ikut ngantar sepedanya,” pungkas Eko.

Dan begitulah, hari ini, 15 Mei 2020, pukul 11.00 Wita sepeda itu telah diterima oleh Kai. Tak ada kata-kata dari sang kakek yang memang bisu tersebut, tapi Tuhan tahu, betapa bahagianya Kai. Matanya berbinar, betapa harapannya membuncah manakala sebuah sepeda siap menjadi teman setia dalam hidupnya.


“Kai, engkau saudara kami. Terima kasih untuk Tangan-Tangan Relawan Banjarbaru, B2W Banjarbaru, Element Bike, CNI Indonesia,” ungkap Poetoet Soedarjanto, Ketua B2W Indonesia.

Yoga Adi juga merasa terharu atas bantuan dari B2W Indonesia untuk Kai Masni. Bantuan sepeda ini sangat bagus dan berguna bagi Kai, karena Kai sering melakukan kegiatan menggunakan sepeda, semoga ke depannya B2W Indonesia terus bisa menginspirasi.

“Saya selaku admin b2w banjarbaru mengucapkan terimakasih kepada @b2w_indonesia dan @elementbikeid telah memberi kakak tersebut sebuah sepeda, kelak sepeda tersebut akan di gunakan sebagai alat transportasi beliau saat keliling desa,” tutur Adi.

Dan yang pasti terimakasih banyak kepada bapak Eko yang telah menemukan kakek tersebut dan pengondisian sepeda dari element bike.

Pesan moralnya kebaikan akan di balas dengan kebaikan dan sebaliknya kejahatan akan di balas dengan kejahatan, jangan malu berbuat baik jangan berpilih pilih dalam melakukan kebaikan, “Selagi kita bisa membatu mari kita bantu.
Salam dari b2windonesia, b2w_banjarbaru, b2w_banjarmasin dan bersepeda kalsel,” pungkas Adi.

Sebelumnya B2W Banjarmasin dan B2W Indonesia, juga sudah membantu seorang anak kecil penjual kue donat keliling bernama Tiara, menyerahkan bantuan 1unit sepeda untuk anak yang tinggal di Gang H. Kadri Soetoyo S Banjarmasin.

Anak penjual donat itu tersebut, sejak umur 2,5 tahun sudah terpisah dari kedua orang tuanya yang memutuskan berpisah. Sejak umur 2,5 tahun tersebut Tiara dipelihara Bibinya. Sebenarnya Tiara sempat mengeyam pendidikan sekolah dasar, namun keinginan untuk sekolah Tiara memang tidak ada. Bahkan gurunya sempat menjemput ke rumahnya untuk sekolah namun Tiara tidak mau sekolah lagi. Termasuk Bibinya merayu, Tiara tetap keras hati dan lebih memilih berjualan kue donat buatan bibinya. (Radar Cycling).

Foto – Foto : Tangan-Tangan Relawan for Radar Cycling

______

IG : radar.cycling

IG : odienk008_radar_cycling

Youtube : Radar Cycling

https://www.youtube.com/channel/UCzAEo_QgJPylF_q1A9VmgSg

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *