Uji Mental dan Tour Terakhir

Roadbike
NOS Tour 682 KM Banjarbaru – Pangkalan Bun

TIGA Cyclis NOS Banjarbaru sukses melakukan petualangan touring selama tiga hari (22 -24 Desember) dari Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan ke Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah sejauh 682 Km.

Bambang Triardana, Aulia Rahman dan
Hidayattul Arifin memulai start dari Tugu Simpang Empat Banjarbaru menuju Pangkalan Bun melewati Banjarmasin kemudian istirahat dan bermalam di etape pertama di Kota Cantik Palangkaraya Kalimantan Tengah.

Hari kedua Bambang dan kawan-kawan menuju etape kedua di Kota Sampit Kalteng dan kembali istirahat dan bermalam di Sampit untuk menyiapkan diri menuju etape terakhir di kota Pangkalan Bun Kalteng. Berikut perjalanannya.

22 Desember, etape pertama dari Banjarbaru ke Palangkaraya ditempuh total 230 Km. Start jam 07.00 WITA. Aulia mampu finish jam 19.00 WIB. Cuaca mendung saat start menuju Kapuas membuat sedikit menguntungkan. Namun selebihnya cuaca agak terik. Untung rute yang dilalui jalan beraspal nyaman di lewati. Hanya perlu berhati-hati saat melewati jembatan Tumbang Nusa karena banyak lubang pada sambungan pada aspal di atas jembatan.

Setelah memulihkan tenaga istirahat dan bermalam di Palangkaraya, ketiganya melanjutkan etape kedua Palangkaraya menuju kota Sampit dengan jarak 227 Km.

23 Desember, etape kedua ini bisa dikatakan uji mental bagi Arifin dan kawan-kawan. “Sesuai perkiraan kami, etape ini adalah etape yang paling menguji mental. 150 Km pertama cuaca panas. Walau 80 Km awal merupakan jalur flat, namun sangatlah membosankan,” ungkap Bambang.

Di 70 Km sebelum finish ketiga kembali diuji. Cuaca kurang bersahabat, karena ketiga cyclis ini harus bersepeda dengan menembus hujan dan angin yang cukup kencang. Ketiganya pun harus menyelesaikan etape kedua ini sampai di Kota Sampit hampir pukul 20.30 WIB.

Sampai pada etape terakhir menuju Kota Pangkalan Bun Kalteng. Setelah bermalam di Sampit, ketiga cyclis ini harus menyelesaikan 225 Km. Tentunya mental ketiga makin diuji, disaat kondisi fisik sudah terkuras di dua etape pertama.

24 Desember, start jam 07.00 WIB, 150 Km awal cuaca berawan dan mendung namun hampir 70 persen rute berkarakter rolling dan panjang. “Di sini faktor kelelahan fisik dan kurangnya istirahat menyebabkan kami lambat menyelesaikan etape ini,” ujar Arifin.

Ditambah banyaknya lubang yang cukup dalam di rute ini, serta truk-truk CPO yang melaju kencang, membuat ketiganya harus ekstra hati-hati. Bahkan memasuki Km 113, kembali ketiganya harus melaluinya di bawah guyuran hujan. Dan bisa ditebak Bambang, Aulia dan Arifin menyelesaikan etape terakhir ini dengan finish sekitar jam 21.00 WIB.

“Rute ini adalah rute terberat yang pernah kami lalui. Tiga hari berturut turut bersepeda di atas 200 Km sangatlah menguras stamina fisik dan menguji mental,” imbuh Bambang.

Namun keseluruhan touring dari Banjarbaru (Kalsel) sampai ke Pangkalan Bun (Kalteng), semua lancar. Dari sisi teknis, ketiga hampir tidak ada kendala berarti.

Bagi Bambang Triardana, dia bersyukur bisa mengisi long weekend dengan kegiatan positif dengan touring ke Pangkalan Bun. Ini adalah jalur bersepeda selama tiga hari yang belum dia lalui. Setelah sebelumnya bersama rekan cycling NOS lainnya juga sukses bersepeda selama tiga hari di tahun 2016 ke Puruk Cahu serta 2017 ke Balikpapan dan Samarinda dari Banjarbaru.

“Mungkin ini adalah touring terakhir saya sebagai goweser. Saya sudah jenuh dengan bersepeda dan tahun depan ingin mencari olahraga baru,” pungkasnya.

Bagi Aulia Rahman, tour ini adalah tour bersepeda pertama baginya selama tiga hari. “Tahun sebelumnya saya berposisi sebagai tim support. Alhamdulillah saya bisa finish, meski selalu finish di malam hari. Kedepan jika ada waktu luang seperti ini, mudah-mudahan bisa menikmati alam menggunakan sepeda dengan rute yang berbeda,” harapnya.

Sementara bagi Hidayattul Arifin, bersyukur bisa melewati rute ini. karena sesuai dengan perkiraannya, rute ini adalah rute yang dianggapnya membosankan.

“Alhamdullilah bisa kami lewati. Kami sebenarnya terbiasa mencari rute yang banyak tanjakan, rolling pendek dan sedikit jalur flat. Namun rute ini kebalikan dari itu semua,” sebutnya. (NOS/Radar Cycling)

                 Foto – Foto : NOS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *