Banjarmasin Sangat Antusias

Event

Gowes Nusantara Seribu Sungai 2018

RIBUAN Goweser ambil bagian dalam Gowes Nusantara Seribu Sungai yang mengambil start dan dilepas langsung oleh Walikota Banjarmasin Ibnu Sina, di halaman Balai Kota Banjarmasin, kemaren (1/9).

Even kerja sama Pemerintah Kota Banjarmasin dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI tersebut melibatkan semua kalangan dewasa maupun anak-anak. Baik dari perorangan, komunitas sepeda, maupun siswa sekolah.

Ada dua rute bersepeda yang disediakan panitia pelaksana dalam even kali ini. Yakni 25 kilometer untuk dewasa dan 5 kilometer untuk anak- anak.

Gowes Nusantara Seribu Sungai kemaren juga kedatangan tamu spesial, yakni staf khusus Kemenpora, Tommy Kurniawan. Mengenakan kaca mata hitam, aktor sinetron ini mengaku bangga melihat antusiasme para peserta yang membeludak. “Terima kasih atas antusiasmenya,” kata dia tersenyum simpul.

Tommy menganggap, ‘virus’ olahraga sepeda harusnya digaungkan lagi. Lebih-lebih, masyarakat Indonesia sedang terbawa euforia Asian Games 2018. Menurutnya, agenda bersejarah bagi masyarakat ini bisa menjadi pemantik untuk getol berolahraga.

“Namun, jangan sampai terhenti di Asian Games saja. Even lainnya juga. Ini untuk terus menyebarkan virus olahraga terhadap masyarakat,” kata Tommy.

Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina mengklaim tercatat lebih sekitar 7.000 peserta terdaftar dalam even ini. Dengan dipercayakannya Banjarmasin sebagai penyelenggara etape ini merupakan satu penghargaan yang luar biasa.

“Dengan diikuti lebih tujuh ribu peserta ini menunjukkan antusias masyarakat Banjarmasin terhadap olah raga khususnya olah raga bersepeda,” ujarnya.

Kegiatan ini lanjut Ibnu Sina, bisa memperkenalkan kota Banjarmasin sebagai kota sungai dan kota wisata.
“Ini juga digelar sebagai perayaan Asian Games 2018 dan Hari Jadi Kota Banjarmasin ke-492 tahun. Semuanya dilibatkan, berbagai latarbelakang,” tandasnya.

Kelompok Difabel Ikut Dilibatkan

Dari seluruh even Sepeda Nusantara, kelompok National Paralympic Comittee (NPC) Kota Banjarmasin paling menyedot perhatian. NPC merupakan organisasi pembinaan atlet penyandang disabilitas. Mereka ikut dilibatkan bersepeda dengan jarak tempuh tiga kilometer.

Dari pantauan, kelompok tuna netra, tuna daksa, dan low vision ikut membaur bersepeda bersama goweser lainnya. Total sebanyak 25 orang penyandang disabilitas.

Sekretaris NPC Kota Banja      rmasin, Shintya Subhan menyambut keterlibatan difabel merupakan sinyal bagus untuk masa depan kota inklusi. Apalagi, pemko sedang getol menyebut-nyebut Banjarmasin sebagai Kota Ramah Difabel.

“Intinya ini sinyal bagus. Kelompok difabel hanya ingin setara dengan masyarakat lain,” ujarnya.

Selama ini memang publik acapkali salah kaprah. Menilai kelompok difabel kelewat berbeda dengan masyarakat lainnya. “Selain melihat lemah kelompok difabel, memperlakukan kami secara ekslusif juga salah. Itu namanya bukan inklusi,” tegas Shintya.

 

Rafii, salah satu atlet difabel NPC Kota Banjarmasin memuji niat pemerintah telah melibatkan kelompok difabel dalam setiap agenda-agenda. Berusia 20 tahun, atlet lari ini sudah sejak lahir hidup dengan satu tangannya.

“Setiap acara harusnya dilibatkan. Jangan sampai di sini saja,” pungkas Rafii.(donny Muslim/Radar Cycling)

Foto- Foto : Wahyu Ramadhan/Radar Cycling dan Iloek for Radar Cycling.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *