Solo Ride Banjarbaru to Pangkalan Bun
Oleh : Jerri Ramdhana
GOWES Dilakukan selama 3 (tiga) hari pada tanggal 28-30 Juli 2018 dari kota Banjarbaru Kalimantan Selatan menuju Kota Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Total perjalanan sejauh 680 km dan rata-rata perjalanan per hari yang di tempuh adalah lebih dari 220 km.
Tidak banyak persiapan yang dilakukan, diantaranya menyiapkan sepeda agar selalu dalam kondisi prima, peralatan pendukung dan cadangan, serta pakaian yang akan diperlukan selama perjalanan.
Hari pertama Start dari rumah di Banjarbaru melewati kota Banjarmasin, Kapuas, Pulang Pisau, Jembatan Tumbang Nusa dan Finish di ibukota Kalimantan Tengah, Palangkaraya. Total perjalanan hari pertama sejauh 230 km.
Perjalanan hari pertama dilewati di bawah cuaca cerah, sebagian besar perjalanan di jalan datar. Setelah melewati kota Kapuas, matahari mulai beranjak terik. Menuju kota Pulang Pisau, saya kebetulan bertemu dengan kawan-kawan goweser roadbike Pulang Pisau. Mereka dengan senang hati mengantar hingga batas kota. Setelah istirahat sejenak di kota Pulang Pisau, saya pun melanjutkan perjalanan. Ujian sebenarnya di hari pertama adalah saat melewati jembatan Tumbang Nusa.
Jembatan ini sebenarnya lebih mirip jalan tol yang terbentang sepanjang 10 km yang didirikan diatas tanah gambut. Saat cuaca sedang terik dan angin yang bertiup kencang, disitu kesabaran goweser benar-benar diuji untuk melewatinya karena betul-betul tidak ada tempat berlindung atau berteduh barang sejenak. Jadi ya mau tidak mau harus dilewati sesegera mungkin. Setelah melewati Tumbang Nusa dan tersisa 30 km perjalanan, hari mendadak hujan lebat. Dengan peralatan dan perlengkapan yang telah disiapkan, perjalanan pun dilanjutkan di bawah derasnya hujan, hingga finish di kota Palangkaraya untuk kemudian beristirahat dan mempersiapkan perjalanan esok hari.
Hari kedua adalah melanjutkan perjalanan menuju kota Sampit yang berjarak 220 km dari Palangkaraya. Kota pertama yang dituju adalah Kasongan, ibukota Kabupaten Katingan. Perjalanan menuju Kasongan yang berjarak 80 km dari kota Palangkaraya masih melewati jalan yang konturnya datar. Sesampainya di Kasongan, terlihat jelas keramahan warga yang dilewati, serta pembangunan yang sedang berkelanjutan di setiap sisi kota.
Buah durian sebagai komoditas unggulan kota Kasongan pun dapat ditemukan hampir di sepanjang jalan utama kota dengan harga yang beragam. Pastinya sangat mengundang rasa penasaran untuk mencoba bagi siapa saja yang melewatinya. Selepas Kasongan, kontur jalan perlahan sudah mulai berubah menjadi rolling khas perbukitan, hingga ke kota Sampit.
Kejutan yang sangat tidak saya duga adalah sambutan dari rekan-rekan goweser roadbike Sampit yang rela gowes menjemput dan gowes bareng hingga finish di kota Sampit. Atmosfer kebersamaan juga terasa kental saat diadakan makan malam bersama sekaligus silaturahim dengan kawan-kawan goweser roadbike Sampit.
Hari ketiga –yang juga merupakan hari terakhir—adalah perjalanan menuju kota Pangkalan Bun. Tim roadbike Sampit berkenan gowes mengantar saya hingga ke KM 35. Setelah istirahat sejenak, lalu kami pun berpisah dan saya melanjutkan perjalanan. Hari ketiga merupakan etape paling melelahkan dari tour ini. Sepanjang perjalanan melewati barisan kebun sawit disertai kontur jalan yang sudah berbukit-bukit (rolling).
Hilir mudik angkutan TBS sawit menjadi ujian tersendiri karena debu dan bising yang ditimbulkan, serta efek beratnya angkutan yang menyebabkan beberapa bagian jalan rusak sehingga harus ekstra hati-hati. Selain itu, sebelum mencapai perbatasan antara Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kabupaten Kotawaringin Barat, ada beberapa kilometer yang tidak terdapat warung/kios dagangan yang bisa dijadikan persinggahan untuk istirahat dan membeli minuman. Namun begitu memasuki wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat, jarak antar kampung sudah tidak lagi sejauh sebelumnya. Perjalanan hari ketiga finish setelah memasuki kota Pangkalan Bun sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Perjalanan bersepeda sendiri jarak jauh (long distance solo ride) selain berguna melatih daya tahan (endurance) juga sebagai salah satu cara menikmati keindahan alam ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Ada kebahagiaan tersendiri setelah tour dapat diselesaikan. Dengan melakukan kegiatan touring seperti ini, kita bisa melatih diri menyiapkan segala keperluan dan antisipasi atas segala kemungkinan, bertahan dalam kondisi sesulit apapun, dituntut agar selalu menemukan solusi atas segala permasalahan yang dihadapi serta mensyukuri apapun yang sudah dimiliki berapapun jumlahnya karena itu adalah anugerah dari Yang Maha Kuasa. (Radar Cycling)
Ayo jelajahi negerimu dengan sepedamu..
Biodata
Nama : Jerri Ramdhana
Tanggal lahir : 14 Juni 1985
Pekerjaan : Aparatur Sipil Negara di Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Kalimantan Selatan dan Tengah
Status Pernikahan : Menikah, anak 2
Bersepeda sejak : Februari 2015
Alamat : Komp. Amaco, Banjarbaru