MELINTASI Perbukitan, meniti beberapa gunung. Menjadi destinasi bersepeda yang lakukan Muhammad Ekhsan (Amad), Rahadi Iswanto (Iis) dan Ririn Sugianor (Irien) di daerah Kecamatan Batang Alai Timur.
Start dari desa Nateh (sekitar 3 0km dari kota Barabai) ketiganya menuju kampung Salak yang tembus ke desa Tandilang. Dari Tandilang menuju Desa Hinas Kiri jalurnya sudah aspal dengan kontur perbukitan yang dominan menanjak, walau sudah diaspal untuk udara disini masih sangat segar.
Perjalanan sangat menguras tenaga ketika memasuki medan offroad dan lumpur serta tanjakan panjang yang terasa tanpa terlihat dimana ujungnya, dari desa Atiran menuju kampung adat Pelampayan ketiganya sudah dihadapkan dengan tanjakan panjang yang cukup sulit untuk bisa dilewati sepeda, “Alhasil jurus TTB (Tuntun Bike, red) mulai keluar dan pasti dipakai disini,” kata Amad sambil tersenyum.
Setelah sampai di Kampung adat Pelampayan destinasi perjalanan makin seru dan sangat menantang karena untuk menuju kampung adat Indan (desa Muara Hungi) yang merupakan jalan setapak. “Kami merasa melewati lorong waktu, jalan tertutup semak belukar sehingga jalan yang dilewati hanya muat sepeda dan juga pada bagian atas tertutup jadi beberapa titik kami harus merunduk agar kepala tidak tersangkut pada semak belukar tersebut,” ungkap Irien.
Ternyata rintangan lain masih menghadang dan harus menggotong sepeda beberapa kali karena jalan yang dilewati terhalang oleh pepohonan yang sudah tumbang.
Dari kampung adat Indan menuju desa Muara Hungi jalan yang dilewati sudah tidak seberat dari Pelampayan menuju Indan, karena lebih lebar dan lebih padat walau masih Offroad, Pemandangan deretan Pegunungan Meratus sudah bisa dinikmati kembali. Dari Muara Hungi menuju Nateh merupakan jalur berbatu yang menyisi aliran sungai Batang Alai, jalannya dominan menurun jadi lebih cepat sampai menuju titik finish.
Total jarak tempuh gowes di Batang Alai sekitar 36Km, hampir 30 km jalur offroad dan ditempuh lebih dari 6 jam. (Irien/radar cycling-radar banjarmasin)
