Mengenal Lebih Dekat Saipul Rahman
Nasib memang tak ada yang bisa menerka. Suratan takdir dari Yang Maha Kuasa, pada awalnya dirasakan sulit diterima. Namun, dibalik itu, Tuhan sudah mempersiapkan sesuatu yang istimewa kepada para hamba-Nya.
Hal itulah yang kini dirasakan oleh Saipul Anwar. Paralimpian Banua ini akhirnya menyadari ada hikmah yang didapat dibalik kejadian masa silam yang menimpanya. Terlahir sebagai manusia yang normal secara fisik, Saipul sempat merasakan kesedihan mendalam ketika harus menerima takdir kehilangan kedua tangannya.Ketika masih dalam kondisi fisik normal, Saipul melakoni beragam pekerjaan serabutan. Salah satu yang jadi kemahirannya adalah mengambil upah sebagai buruh bangunan.
Satu ketika, Saipul kebagian tugas merangkai instalasi listrik sebuah ruko setengah jadi di kawasan Cempaka. Malang baginya, ketika mencoba merangkai kabel, Saipul tak mengetahui ada aliran listrik aktif pada kabel-kabel yang dipegangnya. Tak ayal, Saipul terkena sengatan listrik bertegangan tinggi. Saking parahnya, kabel bertegangan tinggi itu membuat kedua tangan Saipul gosong. Beberapa saat kemudian, tubuh Saipul terpental jauh dari kabel.
“Teman-teman di lokasi proyek langsung membopong saya keluar ruko. Kemudian melarikan saya ke rumah sakit. Sepanjang jalan, kedua tangan sudah mati rasa dan mengeluarkan bau gosong,” kenangnya.
Dokter yang memeriksa terheran-heran. Seraya mengatakan bahwa tangan Saipul sudah terbakar parah sampai ke tulang. Kemungkinan sembuh sangat kecil. Kalau dibiarkan, justru akan membusuk dan merembet ke jaringan urat serta organ lain. Tidak ada opsi, kedua tangan Saipul harus segera diamputasi. “Saya pasrah dan dimasukkan ke ruang operasi. Itulah kali terakhir saya memandangi kedua tangan saya. Keluar ruang operasi, tangan saya tinggal separuh,” ceritanya.
Perasaan sedih, kecewa, putus asa campur aduk di benak pria 39 tahun itu. Tidak mudah baginya untuk menerima kenyataan bahwa sekarang dirinya adalah seorang difabel. Belum lagi ada gunjingan dan olokan yang kerap diterimanya. Namun, hal itu dijalaninya dengan kesabaran. “Sekarang sudah biasa. Bahkan, diantara sesama teman paralimpian sudah biasa saling olok-olok. Ini juga menguatkan saya, bahwa tidak boleh putus asa walaupun fisik sudah tak lagi sempurna,” tambahnya.
Kondisi inilah yang kemudian mendorong Saipul bergabung dengan Panti Sosial. Di wadah itulah, Saipul bisa mendapati rekan-rekan yang senasib dengannya. “Bahkan, ada kondisi teman di Panti Sosial yang kondisinya lebih buruk dari saya. Untuk berjalan, mereka harus ngesot. Sedangkan, saya masih beruntung masih punya kaki dan bisa jalan normal,” urainya.
Selama di Panti Sosial, Saipul belajar membuat kerajinan. Selain itu, Saipul juga aktif berolahraga. Salah satu olahraga favoritnya adalah lari. Di Panti Sosial, Saipul memang dikenal yang paling cepat larinya. Rupanya, ada pengurus dari NPC Kalsel yang memperhatikan bakat larinya. Saipul kemudian diminta gabung dan latihan atletik, spesialis lari sprint.
Saipul mengiyakan, dari rumahnya di Pesayangan naik sepeda menuju tempat latihan di Stadion Demang Lehman, pulang pergi. Beberapa bulan latihan, Saipul diminta turun membela tim NPC Kabupaten Banjar di Pekan Paralimpik Provinsi (Peparprov) Kalsel 2017 di Kabupaten Tabalong. Hasilnya memuaskan, Saipul dapat tiga medali emas di nomor pertandingan lari 400 meter, 800 meter, dan 1500 meter.
Dari prestasinya itu, Saipul diganjar bonus puluhan juta Rupiah oleh Pemkab Banjar. Rasa percaya dirinyapun bangkit kembali. Di masyarakat, Saipul semakin dihormati sebagai sosok berprestasi. Namun demikian, Saipul tetap rendah hati. Kemana-mana selalu mengendarai sepeda dengan setang yang dimodifikasi.
Kebiasaan tersebut dilirik oleh Ketua NPC Kalsel Ahmad Firdaus. Saipul dimintanya jadi atlet balap sepeda. Dijanjikan potensi prestasi bagus dan bisa tembus level Asia, Saipul tak menolak arahan Firdaus. “Saya ikut seleksi Asian Para Games 2018 di Solo dan lolos. Kemudian, disuruh masuk Pelatnas Balap Sepeda di Jakarta sampai sekarang” tuturnya.
Sekarang, bonus besar akan segera diraihnya usai mempersembahkan medali perak di APG 2018. “Saya persembahkan prestasi ini untuk Mama dan juga keluarga saya di Pesayangan. Doakan saya bisa meraih medali emas di pertandingan selanjutnya,” tandasnya.(oza)