Modif Seliners Urang Banua (Bagian Kedua)
ULASAN Berikutnya mengenai modifikasi Sepeda Lipat (Seli) Urang Banua, kali ini mencoba mereview Seli milik Bharian Syah (Yayang) dari Patriot Cycling Club Banjarmasin dan H Ahmad Baihaki dari 42 Plus Wallout Banjarmasin.
Tujuan awal memodifikasi atau mengupgrade sepeda lipat tersebut selain kelihatan menarik tentunya untuk meningkatkan performance sepedanya atau kenyamanan saat dipakai. Ujung-ujungnya harus mengeluarkan kocek yang tidak sedikit untuk membeli frame, part atau sekedar aksesorisnya.
Yayang misalnya, tidak puas dengan Seli yang dibeli pertamanya, kali ini agar selinya tampil oke, Fnhon Gust dengan disk brake dipinangnya seharga 6,5 juta (frame + handle post standart).
Sepeda berkelir kuning silver dipadu sepasang wheelset (WS) merek Litepro size 16-349 yang dibalut ban Schwalbe One Tan, semakin serasi dengan frame seat Fnhon Gust tersebut.
Frame yang minimalis dari Fnhon Gust memang pas ketika dipasang dengan ban ukuran 16″, mungil dan menggemaskan. Namun untuk mendapatkan WS tersebut, Yayang agak kesulitan sehingga harus menunggu dan harus pesan.
Yayang memang lebih memilih pada estetika selinya, termasuk bagaimana membangun sepeda lipat agar lebih ringan. “Inspirasi dari ikut group Gust Indonesia,” katanya.
Detail part yang dipilihnya adalah yang ringan namun kuat. Untuk sadel Yayang memasang miliknya Brock c17 plus seatpost Litepro.
Handlebar memasang Litepro Monster dengan handbrakenya Litepro. Untuk handgrip dan handlepost standar bawaan fnhon diganti dengan miliknya Litepro 38 serta diskbrake by shimano. Untuk performance kecepatan, Yayang memasang groupset Shimano Zee dipadu crank arm dan pedal dari Litepro. Total biaya dikeluarkan Yayang kurang lebih 22 juta untuk upgrade Fnhon Gust tersebut.
Walau cukup memuaskan hati, Yayang masih menggangap kurang,
“Sementara ini beratnya kurang lebih 9 kilogram, jadi masih perlu diupgrade WS nya. Agar mengurangi beban sepedanya, tapi masih belum ada yang jual ws berbahan carbon disk brake,” ungkapnya.
Foto – Foto : Yayang for Radar Cycling
Tidak cukup satu sepeda, Yayang juga membelikan dan membangun Seli untuk istri tercintanya. Sama Fnhon Gust, namun beda warna dan pengereman memakai V break dengan wheelset dan ban 16″ standart. Ya, sungguh pasangan yang serasi. (Radar Cycling/Odienk).
Flatnya Dapat, Nanjaknya Enak
BAGI H Ahmad Baihaki, Sepeda Lipat bukan hanya masalah sepeda dengan ukuran mungil. Baginya performance terpenting agar tetap bisa merasakan adrenalin bersepeda.
Makanya demi mendapat setingan yang pas, Baihaki rela gonta-ganti part yang dipasang di Fnhon Blast v brake seharga 4 juta (frame + handle post) miliknya tersebut. “Sudah sangat puas dan sudah sangat cocok dengan kombinasi yang ada. Sebelumnya ada beberapa kali setting part gonta-ganti, trial coba tidak cocok ganti lagi,” ujar Baihaki.
Baihaki menyesuaikan tipe riding dirinya, karena basicnya sepeda roadbike (RB) jadi harus sebisanya seli yang dibangunnya harus mirip RB. Inilah menurutnya tantangan tersendiri bagaimana menjadikan sebuah seli berasa seperti RB.
“Alhamdulillah hasil akhirnya feelnya menurut saya hampir tidak beda jauh sebuah sepeda roadbike. Akhirnya dijuluki seli salah pergaulan, sebab gowesnya selalu pelotonan gabung sama RB,” gelaknya.
Yang agak susah saat merakit Fnhon Blast miliknya adalah saat mencari handlepost pendek sekitar 25 cm. Biasanya seli standar di 35 cm sampai 40 cm, agak kepanjangan menurutnya. Baginya pendek biar posisi badan aeronya dapat. Alhasil Baihaki terpaksa modifikasi atau memotong handlepos biar bisa pendek, “Di pasaran agak susah cari yang pendeknya di bawah 25 cm,” keluhnya.
Untuk frame, Baihaki memang sengaja memilih jenis v brake bukan disk brake, ini supaya lebih meringankan bobot sepedanya. Untuk sadel memakai prologo dengan seatpost litepro carbon. Wheelset superteam carbon 451 plus ban schwalbe durano. Sementara handlebar, Baihaki memasang jenis drop bar miliknya ritchey alloy lebar 40 cm. Memilih model drop bar, karena biar terasa seperti RB.
Untuk groupset tidak main-main, Fnhonnya didandani groupset ultegra r8000 dengan 11 speed. Crank 2 speed ultegra with chainring rotor 56/36, cassette 11 speed 11/30t, chain (rantai) dura ace dan pedal look. Ini pun prosesnya lebih satu bulan trial errornya sampai ketemu betul-betul kombinasi yang pas.
“Sprocket pakai 11 speed 11-30T. Ukuran chainring depan awalnya ribet trial errornya, dari nyoba single 58T, enak di flat tapi tidak di tanjakan. Akhirnya diturunkan ke 54T tapi tidak cocok lagi karena di flat kurang bisa lari, akhirnya diubah ke double chainring jadi 56/36T. Nah kombinasi yang terakhir ini menurut saya cocok. flatnya dapat, nanjak enak,” ungkapnya.
Foto- Foto : Baihaki for Radar Cycling
Jadi berapa bobot Fnhon Blastnya tersebut? Menurut Baihaki berat total selinya kurang lebih 9,05 kilogram (tanpa pedal) dan bila dengan pedalnya sekitar 9,3 kilogram. (Odienk/Radar Cycling).