Gowes di Bawah Ancaman PPKM
PANDEMI Coronavirus (Covid -19) di Indonesia belum ada tanda-tanda berakhir. Virus menular mematikan yang juga menghantui Kalimantan Selatan ini membuat aktivitas masyarakat terbatas, baik bekerja, belajar ke sekolah, berbelanja bahkan aktivitas olahraga. Ada rasa khawatir ikut tertular atau menularkan.
Beberapa kota di luar Kalimantan Selatan bahkan saat ini berstatus Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Bahkan kabarnya Kalsel (Banjarmasin, Banjarbaru dan sekitarnya) belum bisa dikatakan baik-baik saja, artinya mungkin saja akhirnya sama dengan kota-kota lainnya yang sudah menyandang level IV atau sampai berstatus darurat.
Beberapa wilayah di Banjarmasin dan sekitarnya ada kemungkinan kecendrungan yang terpapar Covid bakal naik. Oleh karena itu untuk mengantisipasi kenaikan tersebut dan dalam rangka membantu pemerintah memerangi virus covid 19, ada baiknya bagi goweser yang biasa gowes secara berpeleton atau begerombol, sementara waktu ini gowes mandiri atau sendiri-sendiri saja. Dan bila memang ingin gowes bersama teman atau harus berkumpul, tetap menerapkan prokes kesehatan, tetap pakai masker, selalu membawa hand sanitizer, tidak ikut berkerumun (jaga jarak) saat bertemu di jalan atau track. Tidak perlu berjabat tangan. Bila harus terpaksa bersepeda lebih dua orang, pastikan jaga jarak antar pesepeda minimal 2 atau 3 meter. Social distancing, untuk cegah penyebaran virus corona.
Tangan mempunyai peran signifikan hampir 90 % menyebabkan tertular dikarenakan setelah memegang sesuatu yang mengandung virus tidak segera cuci tangan kemudian makan atau mengusap mata atau hidung, maka anjuran cuci tangan sesering mungkin, ulangi sesering mungkin cuci tangan dengan sabun/ atau hand sanitizer.
“Karena akhir-akhir ini daerah kita mulai naik yang terpapar covid 19, untuk menjaga jangan sampai ada PPKM tingkat empat seperti di kota lain yang akhirnya tidak bisa gowes sama sekali, ada baiknya kita tingkatkan prokes saat ini. Jaga kesehatan diri, saudara, keluarga kita dan orang lain di sekeliling kita,” pinta Izhar Mutaqin, Ketua Umum 42+ Wallout.
Ya, social distancing menjadi salah satu cara untuk meminimalisir penyebaran virus corona dengan menjaga jarak saat berada di dekat orang lain. Kebanyakan virus corona menyebar dari percikan air liur pengidap (bantuk dan bersin). Menyentuh tangan atau wajah orang yang terinfeksi. Menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah memegang barang yang terkena percikan air liur pengidap virus corona. Makanya jaga jarak adalah solusi terbaik atau bersepeda sendiri (solo ride).
Beberapa alternatif yang bisa dilakukan para cyclis atau goweser agar tetap bisa melakukan aktivitas olahraga bersepeda adalah bersepeda sendirian (solo ride) atau bersepeda tanpa meninggalkan rumah (indoor cycling) menggunakan trainer ataupun roller, sebagai solusi paling aman di tengah ancaman pandemi corona.
Tentunya ini yang paling memungkinkan aman bersepeda
indoor sebagai solusi terbaik di tengah pandemi ini. Apalagi sekarang sudah ada aplikasi bersepeda seperti Zwift, bersepeda serasa balapan namun dilakukan di rumah.
Cyclis bisa memilih rute sesukanya bahkan bisa balapan dengan atlet balap sepeda sekaliber internasional secara virtual. Data bersepeda Anda juga bisa terekam termasuk data lawan-lawan Anda yang ikut di aktivitas Zwift tersebut.
Bagi cyclis yang tetap mencari sensasi gowes outdoor untuk menjaga kondisinya agar tetap fit atau bugar, bersepeda sendirian tentunya pilihan cukup aman. Atau bersepeda tidak berkelompok (non grouping). Bersepeda indoor di rumah memang agak membosankan, makanya mereka yang tidak terbiasa pasti tetap memilih bersepeda outdoor.
Waktu dan tempat yang tepat juga salah satu pilihan untuk bersepeda outdoor. Pilihnya waktu dimana jalanan memang masih sepi dari aktivitas atau pengendara lainnya. Pagi hari adalah solusinya. Dan ketika dirasa cukup bersepeda, cyclis atau goweser langsung pulang, membersihkan diri atau mandi. (Odienk/Radar Cycling).