Melawan Bosan dan Frustasi

Touring
Taupikurahim Solo Ride 225 KM (Banjarmasin – Pantai Turki – Banjarmasin) dengan Federal

TIDAK Mudah menyelesaikan bersepeda sendiri atau solo ride dengan jarak lebih 200 Km dalam waktu kurang dari 24 jam. Kebosanan menjadi momok menakutkan bagi petouring saat menyelesaikan rute panjang tersebut.

Kegalauan bakal menghinggapi petouring antara sanggup atau tidak sanggup menuntaskan bersepeda. Memang tidak cukup hanya mempunyai fisik yang kuat dalam mengayuh pedal sepeda, mental menjadi modal bagi petouring.

Inilah yang dirasakan Taupikurahim (Uvik) dari Radar Cycling saat menuntaskan bersepeda dari Banjarmasin ke pantai Turki (Tungkaran Kiri) Jorong Tanah Laut, pulang pergi (PP) atau kembali lagi ke Banjarmasin, Sabtu, 2 Maret kemaren.

Baginya ini pengalaman pertamanya solo ride atau bersepeda jarak jauh sendirian dengan sepeda Federal lengkap dengan muatan painner. Butuh sekitar 16 jam bagi Uvik menuntaskan tantangan bersepeda sejauh kurang lebih 225 KM (Banjarmasin – Jorong- Banjarmasin) tersebut.

Start pukul 05.00 Wita dari kediamannya sebelum sholat subuh dan menyempatkan diri sholat di salah satu Mesjid di kawasan Liang Anggang. Pukul 06.00 Uvik langsung memancal sepedanya menuju Pelaihari Tanah Laut dan pukul 08.05 Wita istirahat di KM 60 pertama jelang memasuki kota Pelaihari.

Sebelumnya nyalinya sempat ciut di 60 Km pertama, termasuk 30 Km terakhir sebelum Pantai Turki, namun Uvik berhasil mengalahkan rasa ragu dan kebosanan tersebut. Rasa bosan itu timbul mengingat sepanjang perjalanan hanya sendirian mengayuh pedal sepeda Federalnya tanpa teman bicara dengan rute yang lumayan menyiksa dengan beberapa tanjakan dan rolling panjang.

Belum lagi terik matahari yang cukup menyengat sehingga menguras fisiknya. Bahkan Uvik hampir menyerah ketika dua kali mengalami kram kaki. Jalan lurus, panjang yang sepi dan beberapa tanjakkan terutama di kawasan Batu Ampar benar-benar di luar dugaannya.

“Sebelumnya saat keluar dari kota Pelaihari menuju Batu Ampat ada niatan untuk menyudahi perjalanan dan balik ke Banjarmasin, mungkin bawaan bete tidak ada teman touring membuat mental saya sempat down,” aku Uvik.

Beberapa kali Uvik mendengar dari belakang suara teriakan penyemangat. Perasaan seperti ada yang menggiring dari belakang, namun saat tengok ke belakang tidak ada orang, “Akhirnya zikir dan berdoa saja menjadi penyemangat,” imbuh goweser Federal Borneo tersebut.

Sesampai di stage dua, Uvik kembali istirahat di Mushola Sirothol Mustaqin Jalan A. Yani Jilatan Alur Batu Ampar. Jarak yang ditempuh sudah mencapai 96 Km. Sambil menyegarkan badan dan mengganti jersey yang dikenakannya, Uvik mengambil air wudhu untuk sholat Dhuha.

Setelah sholat, badan dan pikiran mulai fresh kembali. Sebelum melanjutkan perjalanan, Uvik mampir di kios kecil beli air mineral dan beberapa roti. Sisa jarak 30 Km sebelum finish di Pantai Turki Jorong dengan tenaga ekstra Uvik mengayuh dengan cepat.

Namun mendekati Pantai Turki perasaan bosan kembali menghinggapi dirinya. Frustasi muncul lagi dan down. Dari kecepatan rata-rata 20-25 km/jam turun menjadi 17 bahkan sampai 15 km/jam. “Mungkin karena sunyi dikanan kiri jalan hutan. Sesekali tengok belakang ternyata sepi, perasaan campur aduk, mau cepat sampai tapi tenaga sudah drop,” ujarnya.

Bahkan walau jarak menyisakan 2 KM. Distance di spedometernya hanya berkisar 10 sampai 15 Km/jam. Ditambah lagi air minum di bidon udah habis.

 

 

“Sampai pintu gerbang tiket masuk, wajah cuma bisa telungkup di handlebar sepeda. Sampai akhirnya di gratiskan biaya masuk karena mungkin penjaganya merasa kasihan melihat saya sudah kurang tenaga,” gelaknya.

Sekitar pukul 11.30 Wita sesampainya di Pantai Turki, Uvik langsung meluapkan rasa puasnya dengan berteriak. Foto-foto sepuasnya, bahkan ada beberapa goweser yang kebetulan berwisata di Pantai Turki ikut berfoto bersama dengannya.

Perjuangan belum usai. Puas istirahat di Pantai Turki, tepat pukul 13.30 Wita. Uvik kembali mengayuh pedal sepedanya balik kembali ke Banjarmasin tetap melewati jalur awal.

Agak sedikit beda tentunya semangatnya. Motivasi gowes berlipat-lipat. Walau sempat kram dan cuaca yang tidak mendukung karena hujan lebat yang mengharuskan lebih banyak menghentikan gowes, namun Uvik menuntaskan Solo Ride kali ini dengan lancar dan aman. Tepat pukul 20.15 Wita. Uvik sampai di pintu rumah. “Kada jara (tidak jera, red)” pungkasnya. (Radar Cycling).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *