Sayyid dan Priya Raja Tanjakan

Roadbike

Cyclis Luar Dominasi KOM dan QOM Loksado 2019

PERBURUAN King of Mountain (KOM) di Tour de Loksado 2019 berakhir di tanjakan epik yang dinamai Anjung Tabalik di Desa Muara Hatib Kecamatan Loksado Hulu Sungai Selatan.

Hasilnya cyclis-cyclis luar Kalimantan Selatan mendominasi podium KOM TDL 2019 kali ini. Untungnya dunia cycling Kalsel diselamatkan dua cyclis tuan rumah yakni Sayyid Ahmad Muhajir (Banjar) dan Priya Pribadi Somara (Banjarbaru) yang meraih KOM di kategorinya masing-masing.

     Foto : Nos Cycling Club for Radar Cycling

Sayyid meraih KOM di kategori usia 21 sampai 25 tahun. Cyclis NoS Cycling Club yang juga atlet ISSI Kabupaten Banjar tersebut mencatatkan waktu 1 jam, 6 menit 59 detik saat masuk finis di puncak Anjung Tebalik.

“Syukur alhamdulillah bisa menjadi juara. Perdana ikut tour de loksado,” ucap Muhajir.

Muhajir berharap eventnya kontinue dan  lebih baik lagi. Biar atlet sepeda bisa lebih dipandang, terlebih atlet yang bawa nama daerah bisa lebih diperhatikan pemerintah setempat. “Supaya bisa lebih memotivasi atlet-atlet sepeda lainnya memberikan prestasi,” harapnya.

Sementara dikategori usia 26 sampai 30 tahun diraih Priya yang tergabung di Independent Cycling masuk finish dengan catatan waktu 1 jam 7 menit 34 detik.

Bagi Priya, keberhasilannya menjadi KOM di kategori umurnya di luar ekspetasinya. Priya tidak menyangka bisa memenangkan lomba balap sepeda tersebut dan menjadi raja tanjakan di kategori 26 tahun sampai 30 tahun. Menurutnya lumayan berat, mungkin ini adalah hasil latihan beberapa akhir bulan terakhir untuk benar- benar mempersiapkan lomba tersebut.

“Sebelumnya di tahun 2018 saya hanya finish 3 result  dan alhamdulilah tahun ini bisa menjadi juara 1 sekaligus  menjadi raja tanjakan Loksado,” imbuhnya

“Saya ucapkan terima kasih puji syukur kepada Allah SWT, orang tua saya, kerabat-kerabat saya, tim support, temen-temen semua yang sudah banyak mendukung dan memberikan pelajaran banyak,” pungkasnya.

Di kategori 16 – 20 tahun, cyclis Renaldy Mustafa dari KJS Samarinda dengan catatan waktu 54 menit 59 detik. Kategori usia 31 sampai 35 tahun diraih Faujiansyah dari Tenggarong Kutai Kartanegara (Saluang Bike Kukar) dengan catatan waktu 1 jam 38 menit 38 detik.

        Foto : Rully/Radar Cycling

Sementara kategori usia 36 sampai 40 sebagai raja tanjakan Loksado diemban Zoel Kahar yang tergabung di club GOTASER Tanah Grogot dengan catatan waktu 1 jam 1 menit 4 detik. Dikategori usia 41 sampai 46 tahun, KOM Loksado digondol salah satu kandidat KOM di kategori tersebut, yakni Juwanto dari Bike HAUS Cannondale Semarang dengan catatan waktu 58 menit 56 detik. Dan dikategori 46 tahun ke atas diraih cyclis asal Cepu, Rudi S Rustanto yang tergabung di club Ratjoen Cycling Club, dengan catatan waktu 1 jam 3 menit 44 detik.

        Foto : Rully/Radar Cycling

Sementara Quen of Mountain (QOM) juga didominasi cyclis dari luar Kalsel. Keluar sebagai Quen Loksado adalah Indriani Tresna. Cyclis yang tergabung di KJS Samarinda tersebut dinobatkan sebagai QOM Loksado 2019 setelah masuk finish pertama di tanjakkan Anjung Tebalik, dengan catatan waktu 1 jam 31 menit 4 detik. Tresna unggul atas kompantriotnya yang juga tergabung di KJS Bike Samarinda, Deviana, yang masuk finis di urutan kedua dengan catatan waktu 1 jam 37 menit 58 detik. Sementara Sri Eka Ramadanayati cyclis tuan rumah Kandangan HSS, masuk finis di belakang Deviana dengan catatan waktu 1 jam 49 menit 17 detik.

        Foto : Azhar Azhari /Radar Cycling

Tour de Loksado yang diberi titel 176 KM oleh Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan ini adalah pelaksanaan kedua setelah sebelumnya digelar 2018 kemaren. Ratusan cyclis terlibat di even yang diikuti cyclis tuan rumah maupun cyclis dari luar Kalimantan tersebut.

        Foto : Azhar Azhari /Radar Cycling

Start dari NOL KM Banjarmasin, peserta menuju Kecamatan Loksado HSS, setelah sempat pit stop di Martapura Kabupaten Banjar, Rantau Kabupaten Tapin dan istirahat cukup lama di Kandangan HSS, sebelum menuju titik akhir finish di Desa Muara Hatib Kecamatan Loksado.

        Foto : Azhar Azhari /Radar Cycling

       Foto : Mailan for Radar Cycling

Rute Kandangan menuju Loksado memang membuat para cyclis dari luar Kalsel penasaran. Minimnya info didapat mengenai jalur tersebut membuat cyclis dari luar bersemangat untuk ikut Tour de Loksado 2019. Alhasil ternyata memang di luar dugaan dan tidak menyangka bila Loksado punya tanjakkan yang cukup membuat ngos-ngosan para cyclis.

               Foto : Ebes/Fourty plus Wallout for                                      Radar Cycling

       Foto : Azhar Azhari /Radar Cycling

Rute total 164 Km dari Banjarmasin menuju finish di Desa Muara Hatib Kecamatan Loksado, dengan elevation gain sekitar total 900 meter (Kandangan – Muara Hatib sekitar elevasi 580 meter) dengan grade/kemiringan maksimal 24% tersebut benar-benar menuntut persiapan fisik yang matang, di mana ini merupakan tantangan yang menggairahkan. Rute 134 KM pertama dari Banjarmasin- Kandangan yang flat merupakan appetizer dan warm up.

                      Foto : Ebes/Fourty plus Wallout                                           for Radar Cycling

Tantangan sesungguhnya dimulai menuju garis start dari Kota Kandangan menuju finis di Kecamatan Loksado yang rutenya menanjak dan beberapa bertipe rolling (tanjakan dan turunan) yang bervariasi. Total sejauh 30 Km di rute tersebut.
Di 30 kilometer terakhir inilah peserta beradu cepat dan strategi menaklukkan tanjakan dan turunan (rolling) dengan gradient yang cukup menantang. Dan puncaknya terutama di 1 Km terakhir perebutan gelar King of Mountain (KOM) berakhir uphill atau menanjak habis-habisan menuju Anjung Tebalik menjadi pelengkap event ini.

               Foto : Tony Keke for Radar Cycling

“Positifnya banyak teman-teman pesepeda terutama yang dari luar Kalsel mulai datang ke event ini. Semoga tahun depan bisa diadakan lagi, supaya jadi ikon event roadbike di Kalsel,” harap Malvin Brandon, salah satu Road Captain Tour Loksado.

             Foto : Ebes/Fourty plus Wallout for                                     Radar Cycling

 

CYCLIS ASAL KALTENG CEDERA

Sementara itu turunan yang cukup curam dan panjang di kawasan sekitar Resort Amandit sebelum Tanjakan Anjung Tabalik atau 1 Km sebelum lokasi finish KOM memakan korban. Salah satu cyclis dari Tangkiling Kalimantan Tengah, Dedi Triyono, terjatuh hingga salah satu ban depannya terlepas. Belum diketahui detail pasti kronologis pasti crashnya sang cyclis tersebut, infonya tersenggol mobil kemudian jatuh. “Nyenggol body mobil yang dari arah Loksado,” ucap Dedi.

Sang cyclis yang memakai Pinarello Dogma berkelir putih tersebut mengalami cedera bahu atau tulang bahu tergeser.

                 Foto : Rully/Radar Cycling

Terlepas dari itu diturunan panjang tersebut memang cukup berbahaya dan mengharuskan cyclis harus ekstra fokus. Bila cyclis turun dengan kecepatan tinggi mengingat saat menikung pandangan kurang jelas karena terlindung pepohonan sehingga tidak terlihat apa yang ada di depan atau ada yang melintas. Apalagi misalnya bila tidak ada yang memberikan tanda bila ada yang melintas.

                Foto : Tony Keke for Radar Cycling

 

                Foto : Rully/Radar Cycling

 

ANJUNG TEBALIK

Sedikit mengenai asal usul tanjakan Anjung Tabalik. Anjung itu Lanjung. Lanjung adalah keranjang anyaman yang digunakan masyarakat Dayak Meratus untuk mengangkut barang dengan dicantelkan di kepala.

Nah konon sebelum jadi jalan besar dan di aspal, tanjakan di kawasan Desa Muara Hatib itu sangat curam. Jadi masyakat kampung atau desa yang dulu membawa Lanjung, sering tumpah keluar atau dalam bahasa banjar “tabalik” isi di dalam Lanjung tersebut saking curamnya tanjakan tersebut, makanya akhirnya di sebut Anjung Tebalik.

Loksado tidak lepas dengan Suku Dayak Meratus. Suku Dayak Meratus adalah nama kolektif untuk sekumpulan sub-suku Dayak yang mendiami sepanjang kawasan pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan. Orang Banjar Kuala menyebut suku Dayak Meratus sebagai Urang Biaju (Dayak Biaju) karena dianggap sama dengan Dayak Ngaju (Biaju), sedangkan orang Banjar Hulu Sungai menyebut suku Dayak Meratus dengan sebutan Urang Bukit. (Radar Cycling)

 

HASIL KOM DAN QOM TOUR DE LOKSADO 2019

KING OF MOUNTAIN (KOM)
KOM Kategori 16 – 20 Tahun
Renaldy Mustafa – KJS Samarinda Kaltim
Catatan waktu : 54 menit 59 detik.
KOM Kategori 21 – 25 Tahun
Sayyid Ahmad Muhajir – NoS Cycling Club (Banjar)
Catatan waktu : 1 jam, 6 menit 59 detik.
KOM Kategori 26 – 30 Tahun
Priya Pribadi Somara – Independent Cycling (Banjarbaru) Catatan waktu 1 jam 7 menit 34 detik.
KOM Kategori 31 – 35 Tahun
Faujiansyah – Saluang Bike Kukar (Tenggarong Kutai Kartanegara)
Catatan waktu 1 jam 38 menit 38 detik.
KOM Kategori 36 – 40 Tahun
Zoel Kahar – GOTASER (Tanah Grogot)
Catatan Waktu 1 jam 1 menit 4 detik.
KOM Kategori 41 – 45 Tahun
Juwanto – Bike HAUS Cannondale (Semarang)
Catatan waktu 58 menit 56 detik.
KOM Kategori 47 ke atas
Rudi S Rustanto Ratjoen Cycling Club (Cepu)
Catatan waktu 1 jam 3 menit 44 detik.

             Foto : Tony Keke for Radar Cycling

QUEN OF MOUNTAIN (QOM)
Indriani Tresna – KJS Samarinda Kaltim.
Catatan waktu 1 jam 31 menit 4 detik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *