Melelahkan, Tapi Bahagia

Roadbike

Tour Bahagia 600 KM 2018

BERAWAL Dari iseng-iseng ingin touring, lima cyclis tangguh Mailan (Banjarbaru), Gusti Ellvian Nr (Martapura), Rudi Hermawan (Martapura),Satria (Banjar) dan Hendra Uwi (Banjarmasin) merealisasikannya dan sukses touring dengan sepeda dengan jarak tempuh 600 Km, melewati beberapa wilayah di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.

Tour Bahagia 2018 mereka beri nama gowes kali ini. Tiga hari ditempuh Mailan dan kawan-kawan untuk menyelesaikan 600 Km tersebut, dari tanggal 3 sampai 5 Desember kemaren. “Uyuh (capek,red), puas, bahagia, dan membuat ketagihan,” ucap Gupat, sapaan akrab Gusti Ellvian.

Day 1 (Banjarbaru – Tanjung, Tabalong 200 Km)

DI ETAPE Pertama, Gupat dan kawan-kawan memulai start dari Banjarbaru menuju Tanjung, Kabupaten Tabalong, dengan jarak tempuh sekitar 200 km.

Dengan kecepatan sekitar rata-rata 30kpj dinaungi cuaca mendung, cyclis sempat istirahat di Binuang dan regrouping di Kota Rantau, Tapin dan istirahat di Kota Kandangan, Hulu Sungai Selatan untuk makan siang, sholat, sebelum menuju Kota Barabai Hulu Sungai Tengah. Sampai Barabai total 137 Km sudah dilalui Mailan dan kawan-kawan.

Pukul 14.00 Wita, para cyclis melanjutkan perjalanan. Namun baru sekitar 5 Km, insiden ban pecah terjadi terhadap salah satu cyclis dan mengharuskan ganti ban. Masalah teratasi karena persediaan spare part yang didukung Butik Sepeda. Kembali jalan dengan kecepatan 30kpj, sedikit gerimis sebelum masuk Kabupaten Balangan dan istirahat di Kota Paringin sekitar pukul 16.00 Wita. Lanjut ke finish hari pertama di Kota Tanjung sekitar pukul 17.45 Wita. Total 200 Km dilahap untuk etape pertama.

Sebagai informasi, lima cyclis dalam Touring Bahagia 2018 ini memakai sepeda berbeda merek dan jenis. Mailan memakai roadbike Look 675, Gupat (RB Polygon Helios 600), Rudi (RB Mosso 735), Hendra (RB Mosso 735 disc brake) dan Satria ( MTB Federal Poema tahun 90). Dibantu crew H Anang.

Day 2 (Tanjung – Grogot 170 KM)

HARI Kedua merupakan ujian yang berat. Ada tanjakan-tanjakan yang lumayan berat dan curam di perbatasan Kalseltim. Seperti halnya rute Gunung Rambutan dengan kontur jalan rolling. Total uphill di hari kedua ini sekitar 63 persen, sisanya turunan 23 persen dan flat 13 persen.

Karena medan mulai menanjak, regrouping setiap 25 Km. Istirahat di perbatasan Kaltim, makan siang dan sholat di Muara Komam. Para cyclis lanjut ke Batu Kajang, istirahat dan regrouping untuk lanjut menaiki Gunung Rambutan. Melalui tanjakan dengan kemiringan sampai sekitar 20 persen, Rudi dan kawan-kawan istirahat di air terjun sekalian mandi untuk menyegarkan badan.

Setelah itu cyclis melanjutkan perjalanan ke Kuaro sekitar 16 Km dan tiba di Kuaro pukul 17.15 Wita. Etape kedua ini ditutup ke Tanah Grogot Kaltim dan kelimanya finish pukul 18.30 Wita.

Day 3 (Tanah Grogot- Batulicin 237 KM)

UJIAN Fisik dan mental tantangannya di hari ketiga ini. Setelah dikuras dua hari perjalanan panjang dan mendaki, ternyata benar-benar membuat semangat para cyclis Tour Bahagia sempat mulai menurun. Namun hari ketiga ini semua bertekad tour harus dituntaskan.
Pukul 07.30 Wita etape ketiga dimulai dengan jalan agak flat beraspal mulus sampai sekitar 70 Km sampai ke perbatasan Kalseltim. Dari perbatasan jalan mulai menanjak. Namun semua lelah terbayar dengan indahnya pemandangan alam, gunung kapur (kars), hutan tropis yang masih alami di rute yang dilewati. Kelima cyclis akhirnya tiba di Batulicin dengan selamat sekitar pukul 20.00 Wita.

Bagi Hendra Uwi, keikutsertaanya di Touring Bahagia ini adalah nazarnya sewaktu sempat mengalami sakit lumpuh sebagian dari tubuhnya, karena jatuh dari sepeda MTB saat cross country. Hendra berjanji bila sehat dan ada kesempatan touring ke arah Kaltim dan Kalteng, dia akan melakukannya. “Alhamdulilah keduanya sudah terlaksana,” ucap Hendra.
Menurut Hendra touring ini tantangan memang berat, terutama saat memasuki daerah perbatasan Kalsel dan Kaltim, seperti Gunung Halat, Gunung Rambutan yang tingkat kemiringannya memang agak menyusahkan, bahkan bagi kendaraan bermotor sekalipun, apalagi dengan sepeda. “Tapi dengan keinginan, kebersamaan dengan hati bahagia, kami bisa melalui semua tantangan itu. Alhamdulilah kami bisa melewati tiga hari ini dengan selamat,” terangnya.

Bagi Satria, touring ini sebenarnya termasuk “salah habitat” sepeda, karena rekannya yang berempat semua menggunakan sepeda jenis roadbike. Namun karena hasrat ingin touring untuk mengulang setelah akhir 2015 ikut tour di 1000 KM. Maka keluarlah sepeda kesayangannya yang “bandel” MTB FEDERAL Poema. Dengan beberapa perbaikan dan mengganti sproket dan rantai, bersama empat sepeda roadbike, Federal Satria akhirnya juga bisa menikmati rolling, tanjakan, turunan dan flat sejauh kurang lebih 600 Km.

“Terasa juga keteterannya dengan mereka yang masih muda. Tapi alhamdulillah dengan pengalaman yang ada masih bisa tidak mengecewakan mereka. Merasa bangga dengan mereka disela touring tetap melaksanakan ibadah sholat lima waktunya,” ungkap pria berusia 53 tahun tersebut. (Radar Cycling)

 

Mailan

“Tahun Depan Diulang Lagi”

PENGALAMAN Yang luar biasa di akhir tahun 2018 ini. Saya bisa kembali mendapatkan pengalaman berharga bersama keempat teman cyclis Kalsel berpetualang bersama menikmati ciptaan sang pencipta, Gowes melewati trek jalan raya lintas sebagian wilayah hutan dan pegunungan Kalsel dan Kaltim selama tiga hari.

Di sepanjang jalan kami lewati banyak hal – hal baru yang kami temui, dan tidak lepas juga canda tawa diantara kami sebagai obat lelah agar perjalanan yang kurang lebih 600 Km kami tempuh tidak terasa melelahkan dan membosankan. Semoga tahun depan gowes bahagia mandiri dan berpetualang selama tiga hari dapat diulang kembali serta lebih banyak lagi teman-teman goweser Kalsel maupun luar Kalsel bisa ikut serta menikmati petualangan dan indahnya ciptaan Sang Pencipta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *