Semoga Corona Cepat Berlalu

All Bike Folding Bike MTB Roadbike

Bersepeda saat Pandemi Coronvirus (2/ Habis

Aktivitas bersepeda ini dilakukan sebelum diberlakukan intruksi social distancing

PANDEMI Coronavirus (Covid -19) di dunia termasuk di Indonesia belum berakhir entah sampai kapan. Virus menular mematikan yang juga menghantui Kalimantan Selatan ini membuat aktivitas masyarakat terbatas, baik bekerja, belajar ke sekolah, berbelanja bahkan aktivitas olahraga. Ada rasa khawatir ikut tertular atau menularkan.

Bagi yang hobby bersepeda contohnya. Terbiasa rutin bersepeda outdoor setiap hari terasa “menyiksa” akibat terbatas atau mengurangi itensitas bersepeda di outdoor.

Mengurangi kerumuman atau social distancing mencegah atau minimalisir penyebaran virus corona sudah menjadi hal yang penting saat ini. Bersepeda lebih dua cyclis harus jaga jarak antar pesepeda minimal dua atau tiga meter. Karena kebanyakan virus corona menyebar dari percikan air liur pengidap (bantuk dan bersin). Menyentuh tangan atau wajah orang yang terinfeksi. Menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah memegang barang yang terkena percikan air liur pengidap virus corona.  Makanya jaga jarak adalah solusi terbaik atau bersepeda sendiri (solo ride).

Lalu bagaimana para cyclis menyikapinya? Memang masih ada cyclis atau goweser yang melakukan aktivitas bersepeda di luar. Dan juga bersepeda tanpa meninggalkan rumah (indoor cycling) menggunakan trainer ataupun roller.

Bagi Gusti Ellvian Noor Rahmat atau akrab dipanggil Gupat, bersepeda adalah hal yang penting, paling tidak menjaga kebugaran tubuh. Cyslis asal Martapura ini lebih menerapkan social distancing dengan cara bersepeda sendiri (solo ride) di lokasi atau daerah yang rutenya sepi dan jauh dari keramaian seperti Kiram atau Aranio Kabupaten Banjar.

“Menerapkan social distancing aja start sampai finish tidak pitstop, gowes sendiri, sampai rumah langsung bersih-bersih. Jam gowes sekalian jam berjemur, pokoknya phisycal distancing,” terang Gupat.

Muslih Satria, gowes outdoor sebelum berangkat kerja adalah rutinitas rutin. Sangat terasa atas pembatasan bersepeda di saat ancaman corona saat ini. Namun pertimbangannya sekarang ada rasa kekhawatiran juga, walaupun merasa yakin tidak tertular, namun akibat aktifitas gowes di luar ada kemungkinan akan membawa kuman ke dalam rumah. Dengan pertimbangan tersebut dan mengendalikan diri dari napsu gowes di luar, masih ada alternatif lain dengan menggunakan alat bantu tambahan berupa trainner manual yang dibeli sejak 2011.

“Sekarang terasa manfaatnya dengan gowes di rumah sekedar menjaga kesehatan selain minum vitamin. Karena usia sudah 55 tahun ini sangat rentan tertular kumannya, semoga wabah ini segera berlalu dan segala aktifitas bisa berjalan normal kembali,” harap Satria.

Atau yang dikatakan Novri. “Kalau sepeda masih bisa indoor. Kalau bosan, paling di tambah dengan variasi latihan lain seperti strength training,” ujarnya singkat.

Achmad Solhan atau yang kerap dipanggil Coan, beranggapan aktivitas bersepeda di masa kondisi saat ini lebih baik menahan diri dulu melakukan aktivitas bersepeda outdoor. Mentaati anjuran pemerintah untuk berdiam diri di rumah saja. Sebagai gantinya Coan melakukan aktivitas bersepeda indoor, walau aktivitas indoor ini tentunya juga ada rasa titik jenuh dan bosan.

“Menyikapinya melakukan penjadwalan waktu aktivitasnya. Jam mulai aktivitas bersepeda. Tidak harus sama setiap harinya. Kebetulan saya menggunakan wahoo jadi sangat terbantu untuk mengatasi jenuh, karena wahoo banyak pilihan tempat dan trek untuk aktivitas bersepeda dan banyak teman juga,” terang Founder Baramarta Cycling Club (BMRCC) Martapura tersebut.

Bayu Asmoro, cyclis asal Banjarmasin juga sama dengan Coan. Dimusim corona ini memang terjadi perbedaan dalam rutinitas bersepeda. Sekarang bersepeda harus di dalam rumah dengan smart trainer dengan program zwift atau trainer road.

Bersepeda indoor memang jauh perbedaannya dengan bersepeda di luar, indor lebih terasa bosan dan jenuh karena tidak bisa bertemu teman-teman sepeda. Belum lagi semua race atau event sepeda semua pending dan diundur waktunya akibat virus corona ini.

“Smart trainer tetap saya lakukan untuk menjaga performance dan kesehatan dengan intensitas ringan. Saya melakukan latihan trainerroad seminggu tiga kali selama 1 jam setiap sesi. Semoga badai ini cepat berlalu, virus corona segera hilang dimuka bumi, dan rasa rindu kita smua kumpul bersama dikala bersepeda segera terwujud,” harap Bayu.

Haji Adil Cyclis asal Tanjung ada rasa kangen dengan aspal, tertawa bersama menikmati perjalanan saat gowes outdoor. ” Untuk mengobati nya, gowes di trainer dan main gowes virtual online seperti zwift, jadi tetap bisa gowes bareng walau cuma lewat virtual dan online,” ujarnya.

Menyikapi wabah Covid-19, Mailan Kimsuan, cyclis asal Banjarbaru harus membatalkan semua agenda event dan latihan rutin bersepeda. Bagi Mailan yang memang terbiasa rutin setiap hari olahraga bersepeda, kondisi sekarang benar- sangat membuat sedikit kewalahan, yang mana biasanya kalau bersepeda di jalan raya bersama teman lebih asik dan bisa jangka waktu yang cukup lama minimal dua atau empat jam setiap harinya.

Untuk mengantisipasi penyebaran Corona ini, Mailan saat ini lebih banyak melakukan olahraga di rumah saja, dengan cara lari treadmill atau latihan ringan yang dilakukan di rumah untuk menghilangkan rasa bosan di rumah, sambil berjemur di luar dan mencari sinar matahari pagi yang baik untuk imun tubuh, minimal dua atau tiga kali berusaha untuk melakukan olahraga bersepeda di luar dengan cara memilih trek yang agak pendek, cukup satu atau dua jam.

“Saya lakukan bersama keluarga dengan sepeda MTB di seputaran rumah saja, untuk bersepeda RB di jalan raya saya biasanya melakukannya sendiri tanpa ada teman dalam bersepeda, atau kalau sangat terpaksa ketemu teman di jalan tetap saya melakukannya dengan jaga jarak, dan berusaha untuk tidak mampir di jalan atau di warung-warung yang ada di sekitar jalan yang kita lewati. Alhamdulillah kebetulan saya tinggal di Banjarbaru di anugerahi dengan banyak pilihan trek sepeda, baik MTB maupun RB yang dapat kami lakukan dengan sendiri dan jauh dari keramaian, ” pungkas Mailan, sambil berharap wabah Covid-19 ini segera berlalu, sehingga kita dapat melakukan aktifitas berolahraga, silaturahmi, bekerja dan beribadah dengan baik lagi tanpa batasan dan rasa was was lagi. (Odienk/Radar Cycling).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *